Istirahat Pasif

IMG_20181028_184519_612

Salah satu konsep berguna yg gw sadari sekarang adalah bahwa istirahat itu ada dua aspek: aktif dan pasif. Sedangkan gw hanya terbiasa melakukan segala2nya secara aktif. Try harder, do more, be better.

Ternyata istirahat / “healing” / refreshing itu nggak selalu bisa “didapatkan”, dipercepat, diakali / di-hack. Kadang istirahat itu lebih cocok diundang, dipersilakan masuk, dibiarkan terjadi.

Gw masih berusaha belajar menerima bahwa istirahat itu bisa jadi sesuatu yang terjadi ketika gw berhenti menggenggam, meraih, dan mengendalikan. Masuk akal sih, karena istirahat justru adalah sesuatu yang kita butuhkan ketika kita capek berusaha.

Kalau kita definisikan ada tujuh (7) jenis istirahat: fisik, mental, emosional, inderawi, kreatif, sosial, dan spiritual, maka kadar komposisi aktif dan pasif masing2 jenis berbeda tergantung kita lagi kurang suplai yg mana.

Istirahat fisik secara aktif contohnya pergi cari pijat refleksi. Istirahat fisik secara pasif contohnya bengong, rebahan, atau bahkan puasa. Istirahat kreatif secara aktif bisa jadi main dengan lilin mainan, atau nulis bebas. Istirahat kreatif secara pasif bisa dengan cara nonton film. Tapi nonton film bisa jadi menguras energi kalo yang kita butuhkan adalah istirahat inderawi.

Akarnya kesadaran diri dan keseimbangan sih menurut gw. Jadi bisa dimulai dengan scanning diri, apa yg kurang atau kebanyakan saat ini, trus kasih penyeimbangnya. Kalo kebanyakan rebahan trus malah pusing, artinya bukan suplai itu yg lagi kurang. Mungkin butuh lompat2, atau ngobrol.

Lagi latihan untuk mundur sejenak utk mikir dan bertanya ke diri sendiri: Sekarang gw lagi ngapain? Gw lagi butuh apa? Gw lagi kekurangan apa? Apa yang udah lama nggak kita lakukan?

Lagi butuh mengkonsumsi, mencerna, atau menghasilkan? Ada saluran yang mampet gak?

Spesifik mengenai istirahat fisik secara pasif, ini yang paling sulit buat gw pribadi. Sedang melatih diri utk menerima fakta bahwa meski nggak berasa sedang melakukan apa2 secara sadar dan aktif, atau melihat/merasakan hasilnya, tapi setiap detik ada yang terjadi kok. Letting go is effin hard.

Hal lain yang menyulitkan adalah begitu banyak opsi dan jalur di dunia modern yang dirancang secara brilian utk mendukung aktivitas konsumtif, actively seeking short term pleasure and stimulation instead of long term fulfillment — giving us illusion of control and progress. Seru ye idup.


Foto: Lake Lecco 2018. Sebelum pernah ke tempat2 begini, foto2 begini rasanya #travelgoal / #lifegoal banget. Berkhayal bisa duduk di sini dengan tenang, baca buku dll. Tapi pas di sana ternyata dingin dan berangin sodara2, nggak nyaman duduk lama2, hahahah. Impian 2D ketemu realita 3D.

Originally posted on Facebook.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *