lucu jg sih karena hampir semua org pingin tau kira2 ke depannya bakal gimana, strategi apa yg mesti diambil, supaya bisa siap2, curi start, etc. tp saat yg bersamaan semua org sotoy merasa tau dan yakin
yg ngebully setiap opini inget: itu opini. nggak ada yg tau
semua “ahli” juga cuma bisa menerka mereka dan membuat model berdasarkan asumsi dan penelitian seadanya. penelitian yang mendalam aja bisa dipatahkan setelah bertahun2, lalu kenapa lu yakin yg lu baca itu bener, lalu bisa lu pake utk menganggap ocehan orang lain itu salah? mungkin pendapat lu mayoritas, jadi seakan2 disepakati banyak pihak bahwa itu kebenaran.
tiga contoh
- angka kematian
- minum air hangat
- susu kuda
- dengan doa
- corona takut dengan suhu (ini juga masih diperdebatkan, dan di video aslinya luhut juga menyampaikan lengkap dengan disclaimer dan asumsi. cuma framing media aja yg gitu. jangan nyangka gw ngebelain LBP. gw bodo amat sama dia, mau beneran dia nyetir pemerintah kek atau apa, itu di luar konteks ini, tapi gw liat ini terlalu ad hominem. gw nggak bilang LBP kompeten, terawan kompeten, yasonna, mahfud, anies, atau siapa lah kompeten / nggak kompeten, gw cuma mau bilang: mungkin doi sotoy, lah ya lu juga sotoy tau?)
People so sure of their own shit giving shit to other people who are also just holding onto their own shit when actually no one has a fucking clue whats gonna happen.
- we don’t know what is hoax, what is framing, what is applicable (jemuran jam 10 itu cocok kah utk negara di khatulistiwa? tp masih aja disebarin, karena masuk akal ya kan https://twitter.com/sheque/status/1246622123256205313)
Scared and anxious people trying to survive.
Aside from real people dying, nothing out there we see right now are facts. They are all reports, estimates, extrapolation on patchy and best-attempt models, assumptions, past experiences, guesses.
From experts, self proclaimed armchair experts, and anyone with a phone and some free time really (and many people stuck at home have lots) could participate.
Even the number of people dying seems big because
- we don’t see it compared to other stats. we don’t ask “compared to what”. it feels new
- and now we’re watching them closely, making it “sesuatu”.
Experts got it wrong too https://t.co/vi3iPhDZCD?amp=1 because credentials are not guarantee. ob gyn knows nothing about it
No one understands what this virus is, no one in our lifetime have never seen anything like this before in this exact context. Everyone is trying to do their best to make sense of it, within their own capacity. But the hubris, oh my.
Dari yang nyalah2in, nyemangat2in, ngebohongin diri sendiri, berusaha org lain, ngambil kesimpulan dengan informasi yang terbatas atau sepihak.
ya banyakan noise. not signals
Dari sisi ekonomi makro, ngga ada yg bisa tahu skenario ke depan seperti apa.
Tapi ya kita nggak tau. Yg bilang WHO itu sumber kebenaran, ya ternyata nggak juga. Yang bilang dokter x itu bodoh, ya nggak jg. Pada blunder. Yg percaya data Cina, tapi mempertanyakan data Indonesia. Yang percaya data amerika, amerika negara bagian yang mana? Wong amerika sendiri aja sempet bikin model kurang oke, ekstrapolasi berdasarkan data NY (pusat / epicenter). Yang nyalahin pusat, yang nyalahin pemda. Semua variasi ada. lol. Seru.
And we don’t even see the real data. There are undertesting and underreporting everywhere.